THINK

THINK

15 Juni 2014

SEKSUALITAS

  
Seksualitas adalah …
tentang KAMU-KAMU, bukan cuma KAMU-DIA

Seksualitas adalah tentang tubuhmu dan pribadimu. Bagaimana kamu merasakan tubuhmu, mencintai tubuhmu, memperlakukan tubuhmu, menghargai dirimu, mencintai pribadimu, ... itu adalah kehidupan seksualmu. Kehidupan seksual kita adalah kehidupan pribadi kita sebagai makhluk seksual, lepas dari kondisi apakah kita punya pasangan atau tidak.

  
Seksualitas adalah …
tentang EMOSI, bukan cuma FISIK

Seksualitas adalah tentang perasaan-perasaan yang tersembunyi di balik tubuh dan segala aktivitas fisiknya.



Happy Sexual Life
Kamu punya pilihan-pilihan, tiap saat, tiap waktu. Pilihanmu itu memandumu pada sebuah kehidupan. Hidup kita adalah hasil dari pilihan kita. Karena itu, kamu harus membuat pilihan-pilihan terbaik yang akan menuntunmu pada sebuah kehidupan yang bahagia. Membahagiakan dirimu sendiri, itu adalah kewajiban dan tanggung jawabmu.  
PELAJARI  semua fakta, semua pengetahuan
PIKIRKAN  apa keinginanmu, apa yang membuatmu bahagia
PUTUSKAN  mana yang kamu pilih
LAKUKAN !!!


Daftar Artikel :


Seks . . . Seperti Apa Rasanya?

"Seks… enak sekali?"

Di saat hormonmu telah mulai bekerja dan membuatmu mengalami hasrat seksual, pasti kamu penasaran sekali bagaimana rasanya seks itu.
Dari mana sih, kita punya pandangan bahwa seks itu luar biasa enak, bahwa saat melakukan seks merupakan suatu momen yang menghanyutkan, bahkan sampai membuat orang lupa daratan? Film. Film ini justru bukan film adult video, tapi film-film biasa dengan adegan seks yang terselip di dalamnya.
Coba, kita ingat adegan seks dalam film biasanya seperti apa :
Seks itu bukan seks yang benar-benar direncanakan, tapi momen sempurna yang menghanyutkan dua pribadi. Cewek dan cowok berciuman dengan lembut, sangat mesra, lalu dengan agak malu dan ragu-ragu mulai mencumbu. Mereka hanyut dalam suasana, dan terjadilah hubungan seks itu. Lalu, mungkin tampak bahwa si cewek orgasme, bersamaan dengan si cowok. Kemudian, diakhiri dengan senyum atau pandangan tersipu-sipu dan agak kikuk antara keduanya. Adegan seks yang benar-benar romantis.

Kalau kamu bertanya pada orang-orang yang pernah berhubungan seks, seperti apa rasanya, mungkin orang bisa berkata “Luar biasa,” tapi sayangnya, tidak persis sempurna seperti yang ada dalam film. Adegan seks dalam film-film itu hanyalah impian dari semua orang, tapi sayangnya, jarang sekali terjadi hubungan seks yang sesempurna itu.
Kenyataannya, seks yang dilakukan dalam dunia nyata ini berbeda dengan yang ada dalam adegan film itu, yang jelas, tidak pernah sesempurna itu. Kamu tahu kan, film biasa dibuat karena manusia punya impian, khayalan tentang apa yang indah.

Seks di dunia nyata :
  • Terkadang salah satu lebih mood daripada pasangannya, sementara yang lain perlu pemanasan yang perlahan untuk bisa memperoleh mood ke arah sana. 
  • Orgasme bersamaan, sangat amat jarang terjadi. Laki-laki hampir selalu mencapai orgasme, tapi wanita tidak selalu. Kegagalan pasangan mencapai orgasme bisa membuat salah satu atau bahkan keduanya merasa hubungan seks itu gagal.
  • Tempat berhubungan seks tidak sempurna, tidak seperti di hotel berbintang, mungkin juga bukan di bed yang nyaman dengan sprei lembut.
  • Mungkin ada gangguan seperti udara panas, gigitan nyamuk, dering telepon, atau malah bel pintu (kedatangan tamu).
Faktanya, seks memang bisa sangat indah, tapi bisa juga biasa-biasa saja, hambar, atau bahkan kacau balau dan mengecewakan. 

SEKS di dunia nyata : tidak sesempurna film



Fakta-fakta SEKS

  
1.    SEKS : Tidak bisa dinikmati seutuhnya kalau tidak  YA 100%.

Seks tidak bisa dinikmati seutuhnya kalau kita tidak YA 100%.
Artinya, kalau kita tidak benar-benar mau, setuju, bersedia, atau kalau masih ada perasaan-perasaan yang mengganggu pikiran kita, misalnya khawatir, takut, curiga, ragu-ragu, dan lain-lain, kita tidak benar-benar bisa menikmatinya. Untuk menikmati seks, diperlukan konsentrasi. (Bercanda? Sama sekali tidak!!)
Aku tidak tahu bagaimana persisnya kalau cowok. Tapi, bagi cewek, nanti kalau kamu sudah berhubungan seksual, pasti setuju bahwa untuk mencapai orgasme, ternyata dibutuhkan “konsentrasi”. Maksudnya adalah kamu melakukan hubungan seksual dengan segenap pikiran dan perasaan, sepenuh hati, baru bisa mengalami kenikmatan seksual. Karena itu, kamu yang cowok, perlu paham benar hal ini. Jangan kamu berhubungan seks dengan pacar dengan alasan ingin menyenangkan pacar dengan memberikan kepuasan seksual, karena ini mustahil. 


2.    SEKS : Melibatkan emosi secara dalam

Seks selalu melibatkan emosi (perasaan).
Bukan seperti melakukan aktivitas fisik lainnya yang tidak melibatkan emosi (seperti makan), melakukan seks selalu melibatkan perasaan, menggunakan perasaan, dan juga meninggalkan perasaan. Ingat, bagaimana pun juga, seks adalah hubungan intim. Seks adalah pengalaman emosional. Pengalaman emosional umumnya lebih lama tinggal dalam ingatan, dan efeknya juga lebih lama dibandingkan dengan pengalaman fisik yang sekedar fisik, misalnya : pengalaman jatuh, terkilir, terluka.

Seks membawa dampak emosional atau dampak psikologis jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Dan sayangnya, dampak psikologis akibat hubungan seks ini justru sering mengganggu relasi pacaran. Banyak pasangan putus sesudah berhubungan seks. Seks idealnya memperkuat relasi cinta kasih dua pribadi. Tapi, anehnya, saat pacaran, seks tampaknya justru mengganggu relasi cinta kasih itu. Mungkin penjelasan yang masuk akal adalah karena seks waktu pacaran menimbulkan efek perasaan negatif, yang timbul karena rasa belum siap.

Perasaan negatif yang timbul dari seks masa pacaran ini misalnya :
·         Menjadi sangat sensitif
Sesudah kita memberikan yang terbaik yang kita miliki, tubuh kita sendiri, kita otomatis ingin menuntut pacar kita agar dia sungguh-sungguh mencintai kita, sepadan dengan yang kita berikan. Akibatnya, kita jadi terus bertanya-tanya, apakah dia benar-benar mencintai kita, dan kita pun mudah merasa sakit hati jika pacar kita memperlakukan kita tidak sebagaimana mestinya, kita jadi mudah marah, mudah tersinggung.
·  Rasa gelisah karena tidak yakin bahwa diri benar-benar siap melakukan hubungan seks itu, merasa bahwa hubungan seks itu sebenarnya belum saatnya.
·  Rasa kecewa pada pacar karena merasa bahwa pacar egois, mengambil keuntungan, memaksakan kehendak
·         Rasa khawatir akan risiko hamil
·         Rasa khawatir kalau-kalau relasi dengan pacar putus di tengah jalan
·    Rasa curiga bahwa mungkin pacar juga telah melakukan hubungan seksual dengan orang lain sebelum ini (jangan-jangan pacarku adalah orang gampangan) 


3.    SEKS : Meninggalkan memori yang kuat

Bayangkan, kamu kencan dengan pacarmu di sebuah café elit. Percakapan antara kamu berdua sangat romantis, sangat membahagiakan. Benar-benar suasana yang sempurna. Tapi, kemudian, akhirnya kamu putus dengan dia. Kalau kamu berkunjung ke café itu, apa dengan mudahnya kamu melupakan momen itu? Tidak, bukan? Padahal itu hanya lah momen seputar makan. Jadi, kebayang nggak, kalau itu adalah momen seks, sesuatu yang jauh lebih emosional.
Kalau sampai putus dengan pacar, semakin susah melupakan dia. Sesudah putus, akan tiba saatnya kita membenci mantan kita, dan pada saat itu, kita akan jadi mual, merasa malu pada diri kita sendiri kalau ingat bahwa kita pernah berhubungan seks dengannya. Jadi, kalau tujuanmu berhubungan seks adalah untuk membuat sebuah kenangan indah, pikirkan lagi, apa benar-benar nantinya jadi memori indah takterlupakan, atau memori buruk takterlupakan?

SEKS …
Kenangan indah tak terlupakan      atau
Kenangan buruk tak terlupakan


4.    SEKS : Berbagi privasi terdalam

Melakukan seks, berarti kita telah membagikan diri kita secara total dan intim dengan seseorang. Oleh karena itu, dengan siapa kita melakukannya, perlu dipikirkan baik-baik. Ada pepatah yang mengatakan, “Tak ada kesalahan yang lebih besar daripada mempercayai orang yang salah. Hubungan seks  dengan pacar, kemudian putus dengannya, sama saja seperti “Salah Investasi.”
Kamu pernah, menceritakan suatu rahasia penting kepada orang lain, tapi akhirnya kamu tahu bahwa orang itu membocorkan rahasiamu? Rasanya pasti sangat sebal. Sama halnya dengan seks. Secara fisik, seks berarti berbagi bagian tubuh kita yang paling rahasia dengan seseorang, memberikan bagian tubuh kita yang paling tinggi privasinya. Jadi, kalau kemudian ternyata orang itu mengkhianati kita, rasanya seolah-olah kita mengalami kehilangan besar, merasa sangat dicurangi, sangat dikhianati. 

Kita semua mencari cinta. Akan sungguh mengerikan kalau yang kita dapat ternyata tidak lebih dari sekedar seks atau romantisme, bahkan, senikmat apapun seks itu waktu itu, pada akhirnya, kita akan merasa hampa, dikhianati, dan benar-benar sakit dan pahit. Ada banyak hal yang bisa diberikan oleh cinta daripada yang bisa diberikan oleh seks.


Seks yang Terbaik

Seks yang terbaik itu seperti apa?

Seks yang disertai rasa cinta, rasa percaya, dan rasa aman
Yang membuat seks menjadi utuh bukan teknik, atau kebugaran, bukan juga ukuran atau kekuatan, bukan juga kecantikan. Yang membuat seks menjadi utuh adalah relasi, rasa bahagia dan aman yang timbul karena merasa benar-benar dicintai.

Seks yang dilakukan dalam sebuah relasi jangka panjang
Menurut pendapat teman-temanmu yang punya pengalaman seks dengan pacar mereka, seks sebaiknya dilakukan hanya dalam sebuah relasi jangka panjang (yang memiliki komitmen)

SEKS yang terbaik :
·         disertai rasa cinta,  rasa percaya, rasa aman
·         dilakukan dalam sebuah relasi jangka panjang (yang memiliki komitmen)


Mitos vs Fakta SEKS

Mitos 1 : Semua orang melakukannya.
Fakta : Orang suka berbohong dan melebih-lebihkan, dan luwes membuat percakapan menarik, candaan, lelucon, kalau itu adalah TENTANG SEKS.

Jangan percaya mentah-mentah semua yang kamu dengar. Seolah tampaknya semua orang yang berpacaran melakukannya, tapi kenyataannya tidak. Tapi, yang terpenting, tidak jadi masalah siapa yang berbohong dan siapa yang bicara benar. Yang terpenting adalah pilihan apa yang terbaik untukmu.


Mitos 2 : Kamu adalah seorang pemalu kalau kamu tidak melakukannya sekarang.
Fakta : Kalau kamu menunggu waktu yang tepat, berarti kamu adalah orang yang pintar.
Banyak remaja memutuskan untuk menunggu sebelum benar-benar memutuskan berhubungan seks. Ada waktu yang tepat untuk tiap orang, dan masing-masing harus memutuskan kapan waktu yang tepat itu. Faktanya, kebanyakan remaja yang telah berhubungan seks mengatakan bahwa mereka sesungguhnya ingin menunggu lebih lama, dan semakin muda usia mereka saat berhubungan seks, semakin mereka cenderung menyesali hubungan seks itu.

Mitos 3 : Cowok selalu siap untuk seks.
Fakta : 2 dari 3 cowok lebih suka mempunyai sebuah relasi daripada seks.

Cowok memang dikenal selalu memikirkan tentang seks. Tapi, kenyataannya, 2 dari 3 cowok mengatakan mereka lebih suka mempunyai sebuah relasi daripada seks.


Mitos 4 : Kamu akan menikah dengan partner seksmu yang pertama.
Fakta : Ini sangat jarang terjadi. Kebanyakan relasi seksual pertama hanya berlangsung sebentar (sebanyak 80% hanya berlangsung 6 bulan atau kurang).

Meskipun kamu berpikir bahwa cinta pertamamu atau partner pertama seksmu akan menjadi pasangan hidupmu seumur hidup, kenyataannya, kebanyakan relasi seksual pertama hanya berlangsung sebentar saja, masa pacarannya pendek umurnya, meskipun pacaran pertama ini memang romantis. 8 dari 10 relasi seksual pertama hanya berlangsung 6 bulan atau kurang. Seperempat dari relasi seksual pertama bahkan hanya satu kali kejadian.


Mitos 5 : Kalau kamu hamil, dia akan menikahimu.
Fakta : 80% teen mother tidak menikah dengan ayah dari bayi mereka.
Jadi, kalau kamu hamil, kemungkinan cowokmu menikahimu hanya 20%.


Mitos 6 : Sebelum menikah, pasangan perlu melakukan seks terlebih dahulu untuk mengecek kecocokan dalam hal seksual.
Fakta : Kalau pasangan saling cocok dalam banyak hal, mereka akan cocok juga secara seksual. Tapi sebaliknya, kalau pasangan saling tidak cocok dalam banyak hal, sesempurna apapun seks mereka secara teknis, tak akan pernah cukup untuk mempersatukan keduanya.

Kata Temanmu tentang Seks

Di bawah ini adalah pendapat para remaja yang dikumpulkan dari survey yang dilakukan ICR pada September 2007 :

Remember, just because you may think that “everyone is doing it” doesn’t mean they are. Some are, some aren’t, and some are just lying.
Ingatlah, hanya karena kamu berpikir “semua orang melakukannya”, tidak berarti bahwa pikiranmu itu benar. Kenyataannya, beberapa orang memang melakukannya, sebagian tidak melakukannya, dan sebagian hanya berbohong.”

To me, a serious relationship doesn’t have to involve sex. It is just deeply caring about the person you are with, no matter what they want. Being in love has a huge part in that, because if you love someone, you wouldn’t push them into anything they didn’t want to do.
Bagiku, relasi yang serius tidak harus melibatkan seks. Relasi yang serius berarti kamu sungguh-sungguh memperhatikan pacarmu, sungguh-sungguh mencintainya dalam hatimu, meskipun keinginannya mungkin berlawanan dengan keinginanmu. Jatuh cinta semestinya mempunyai porsi besar dalam hal itu (saling menyayangi dan peduli), karena kalau kamu mencintai seseorang, kamu tidak akan memaksa dia untuk melakukan apa yang dia tidak ingin lakukan.

Think about yourself, instead of making somebody else happy. Think about taking care of yourself. Do it when you are ready, when you are comfortable.
Pikirkan tentang dirimu sendiri, jangan hanya membuat orang lain senang. Pikirkan bagaimana mencintai dan mempedulikan dirimu sendiri. Lakukanlah itu (seks) ketika kamu siap, ketika kamu merasa nyaman.

If you have already made plans or goals for what you want to do with your life, then having a baby is definitely going to delay that.
Jika kamu sudah punya rencana masa depan, mengetahui apa yang kamu inginkan dalam hidupmu, maka mempunyai seorang bayi pasti akan menunda semua rencanamu itu.

Have you ever shared something with someone who later betrayed your trust? It’s a terrible feeling, but it happens all too frequently. When you get into a new relationship, try not to rush the trust factor – take your time and get to know your new partner before confiding your deepest thoughts and feelings. Keep in mind that trust is usually built through sharing – you have to give a little to get a lot.
Pernahkah kamu berbagi sesuatu dengan seseorang yang kemudian mengkhianati kepercayaanmu? Itu adalah sebuah tragedi, tapi begitu sering kita alami. Ketika kamu menjalani sebuah relasi baru, cobalah untuk tidak tergesa-gesa melibatkan faktor kepercayaan ini – ambil waktu untuk mengenal lebih dalam pacarmu sebelum mempercayakan pikiran dan perasaan terdalammu kepadanya. Ingatlah bahwa kepercayaan dibangun melalui saling berbagi – kamu harus memberi sedikit untuk mendapat banyak.

Three good reason to say “No, not yet” :
1.    Protect your feelings.
2.    Protect your health.
3.    Protect your future.
Tiga alasan bagus untuk berkata “Tidak, tidak sekarang” :
1.    Melindungi perasaanmu
2.    Melindungi kesehatanmu
3.    Melindungi masa depanmu

Thinking “It won’t be happen to me” is stupid. If you’re not careful, it probably will. Sex is serious. Make a plan. Either don’t have sex at all or use contraception every single time.
Berpikir bahwa “Itu tidak akan terjadi padaku,” adalah bodoh. Jika kamu tidak hati-hati, kamu bisa mengalaminya. Seks itu serius. Buatlah rencana. Tidak berhubungan seks sama sekali atau menggunakan kontrasepsi tiap kali berhubungan seks.

The only way to really avoid pregnancy is to not have sex; otherwise, you just might get pregnant.
Satu-satunya jalan aman menghindari kehamilan adalah tidak berhubungan seks; Jika tidak, kamu mungkin hamil.

Girls, sex won’t make him yours, and a baby won’t make him stay.
Seks tidak akan membuat dia menjadi milikmu, dan seorang bayi tidak akan membuat dia tetap bersamamu.

Be strong, hold your ground, because if he loves you, he would wait.
Jadilah kuat, berpijaklah pada pendirianmu, karena jika dia memang mencintaimu, dia akan menunggu.

If you’re having sex, remember, carrying a condom is just being smart – it doesn’t mean you are pushy or easy. It also doesn’t mean you’re expected to have sex.
Ingatlah, membawa kondom untuk berjaga-jaga adalah tindakan pintar – itu tidak berarti bahwa kamu adalah gampangan. Itu juga  tidak berarti bahwa kamu  berencana untuk berhubungan seks.

If you have been sexually abused, it is not your fault. Sexual abuse is not the same as consensual sex. If you have been abused, talk to a trusted adult, caseworker, or therapist, to get the help and support you need, in addition to advice on developing safe, healthy relationships.
Jika kamu mengalami paksaan seksual, itu bukan salahmu. Itu tidak sama dengan mengadakan seks terencana. Jika kamu telah dipaksa secara seksual, berbicaralah dengan orang dewasa yang bisa dipercaya, mungkin juga terapis, untuk mendapatkan pertolongan dan dukungan yang kamu butuhkan, juga mendapatkan nasihat untuk mengembangkan sebuah relasi yang aman dan sehat.

My word of advice would be to WAIT.
Satu kataku adalah “Tunggu.”

Sex is serious. It seems that with each coming generation it becomes less of big deal. Call me old fashioned but I feel that sex is something that shouldn’t be brushed off. Sex is the most intimate thing you can do with another person so it should still deserve your time to think about it and make sure you are making the right decision. I am in no way saying that people should never have sex or never even think about it. I believe if you feel you are ready and it is with someone you love and know you can count on then sex could be an option. But also if you are you with someone whom you love and know will be there for you and your still not ready that is perfectly normal as well.
Seks itu serius. Memang di jaman ini, seks tampak bukan lagi menjadi sesuatu yang besar dan berarti. Tetapi, kenyataannya, seks tetap merupakan hal terintim yang bisa kamu lakukan dengan orang lain. Karenanya, seks layak menyita waktumu untuk memikirkannya dan menimbang-nimbang apakah kamu yakin kamu telah mengambil keputusan dengan benar. Aku tidak berkata bahwa orang sebaiknya sama sekali tidak berhubungan seks. Aku percaya bahwa jika kamu merasa siap dan kamu memang bersama dengan orang yang kamu cintai yang memang bisa kamu percaya, seks bisa menjadi sebuah pilihan. Akan tetapi, kalaupun saat ini kamu sudah bersama dengan orang yang benar-benar kamu cintai namun kamu tetap merasa belum siap untuk melakukan seks, itu benar-benar NORMAL.

Remember if you have sex, be ready to have a baby.
Ingatlah, jika kamu berhubungan seks, siaplah untuk mempunyai anak.

Whether you choose to have sex or not, it is important to be able to talk about it with your partner. Don’t wait until you’re in the heat of the moment to make these decisions—having a plan means being prepared before you’re in the moment.
Entah kamu memutuskan “Ya” atau “Tidak” terhadap seks, yang penting adalah kamu bisa membicarakan hal itu dengan pacarmu. Jangan menunggu sampai kamu tenggelam dalam sebuah momen untuk mengambil keputusan itu. Mempunyai rencana berarti kamu sudah bersiap sebelum kamu masuk tenggelam dalam momen.

Don’t let anyone take advantage of you or pressure you into having sex.
Jangan biarkan seorang pun mengambil keuntungan darimu atau menekan dirimu untuk berhubungan seks.

You can always say “No” – even if you’ve said “Yes” before. You get to decide every single time whether to have sex or not. Remember, you’re in control.
Kamu bisa berkata “Tidak” kapan saja – bahkan jika sebelumnya kamu pernah berkata “Ya.” Kamu harus mengambil keputusan tiap waktu. Ingatlah, kamu mempunyai kendali atas hidupmu.

If you’re drunk or high, you can’t make good decisions about sex. Don’t do something you might not remember or might really regret.
Jika kamu sedang mabuk, kamu tidak bisa mengambil keputusan tepat tentang seks. Jangan lakukan sesuatu yang mungkin tidak kamu ingat atau mungkin akan kamu sesali.

I gave in and REGRET IT SO BAD! The guy doesn’t talk to me anymore… I thought I was in love but WRONG…
Aku telah memberikannya, dan aku sangat amat menyesal. Cowokku itu tidak lagi bicara padaku. Kupikir kami telah jatuh cinta, tapi ternyata salah.

If you are going to have sex, think it through and be smart. Go to your local drug store and buy a pack of condoms of go on the pill (or other form of birth control) and you can not bring yourself to do that then you are clearly not ready for sex. GIRL OR GUY, just make sure you think it through and make sure it’s what YOU want and BE SMART!!!
Kalau kamu mau melakukan seks, berpikirlah dulu, dan jadilah pintar. Pergi  ke apotek dan beli satu pak kondom, atau minum pil kontrasepsi. Jika kamu tak bisa melakukan itu, berarti itu tandanya kamu belum siap untuk seks. Hai cewek atau cowok, kamu harus yakin telah memikirkannya baik-baik, dan yakin bahwa itu adalah yang kamu inginkan, dan lakukan dengan cerdas!

I’m halfway through college and still abstinent, along with my fiancée. I’m so glad that we don’t have to worry about STIs, comparing each other to past “sex partners,” or much of the pain that comes from breaking an emotional relationship that has been deepened by the physical.
Aku masih kuliah separuh jalan, dan masih tetap pada keputusanku NO SEX, bersama tunanganku. Aku senang karena kami tak perlu khawatir tentang Penyakit Menular Seksual, tak perlu membandingkan dengan partner seks masa lalu kami, ataupun merasakan sakit hati gara-gara relasi emosional yang terlanjur diperdalam secara fisik.


Dating the wrong person or having an angry outburst are mistakes we all make, and can actually help us grow as people. But what if one bad decision as a teenager (say, having unprotected sex?) changed your life forever? (Mollie M.)
Berpacaran dengan orang yang salah, atau melakukan hal buruk saat marah adalah kesalahan yang ktia semua pernah lakukan, dan sebenarnya kesalahan itu membuat kita bertumbuh. Akan tetapi, bagaimana seandainya sebuah ‘salah keputusan’ yang kita lakukan saat kita masih remaja membuat hidup kita berubah selamanya (misalnya saja seks tanpa kontrasepsi)?

High school is a volatile world of constantly trying to impress those around you. It sometimes feels like anything you do or say is criticized by your peers. That criticism even affects you when it comes to personal decision such as when you are ready for sex. As a guy I know the stereotypes that say “everyone is doing it” and “all guys want in a relationship is sex.” But those stereotypes are not necessarily true. Even if they appear to be true does not mean you have to buy into them. (Ryan F.)
SMA adalah sebuah dunia di mana seolah-olah kamu dituntut untuk membuat orang-orang sekitarmu terkesan. Kadang-kadang, kamu merasa bahwa apapun yang kamu lakukan atau katakan selalu dikritik oleh teman-temanmu. Tekanan teman-temanmu bahkan membuatmu terpengaruh dalam mengambil keputusan pribadimu, seperti tentang kapan saat kamu siap untuk seks. Sebagai seorang cowok, aku tahu stereotip yang bilang bahwa “Semua orang melakukannya,” atau “Semua yang cowok inginkan dalam sebuah relasi adalah seks.” Akan tetapi, stereotip semacam itu tidak sepenuhnya benar. Bahkan kalaupun benar, kamu tidak harus mengambil stereotip itu menjadi panduan hidupmu. Kamu boleh menjadi orang yang berbeda.

People in unhealthy relationships shoud know that they can get out of them, and it isn’t their fault that the relationship didn’t work.
Orang yang mempunyai relasi tak sehat seharusnya tahu bahwa mereka bisa keluar dari sana, dan itu bukan salah mereka kalau relasi mereka tak berjalan baik.

Think about yourself. Don’t be scared. Do something about it now. You can do better, and it doesn’t hurt to find someone else.
Pikirkan tentang dirimu sendiri. Jangan takut. Lakukan sesuatu sekarang. Kamu bisa lakukan lebih baik dan  menemukan orang lain yang lebih tepat. Jangan kuatir, kamu tidak akan menyakiti siapapun.

Just because you’ve said “yes” before doesn’t mean you can’t say “no” now.
Hanya karena kamu pernah berkata “Ya,” tidak berarti kamu tak bisa berkata “Tidak” sekarang.


Annie's Diary

Aku memasukkan surat ke dalam lokernya mengajak untuk bertemu. Aku harus menceritakannya kepada Danny. Saat bertemu, ia mengira aku ingin pergi ke rumahnya dan ‘melakukannya.’ Sesampai di rumahnya, ia merenggut diriku. Aku menjerit dan mendorongnya, bahkan aku mendorongnya begitu kuat sampai dia sempoyongan. “Kamu berani mendorongku, perempuan jalang!” katanya. Aku menentangnya untuk pertama kali dan berkata dengan nada dingin. “Aku bukan perempuan jalang. Aku… aku adalah ibu anakmu yang belum lahir.”
“Tak mungkin,” dia mendesis.
“Kita harus membicarakan hal ini dengan tenang dan dengan pikiran jernih,” kataku.
“Tak ada yang harus dibicarakan.”
“Ada yang harus dibicarakan. Aku… “
“Aku tahu siapa kamu. Kamu pelacur kotor yang ceroboh.” Dia menampar wajahku keras sekali, rasanya tulang leherku sampai retak. Tapi aku tetap tegar.
“Aku pacarmu, dan sekarang aku hamil. Kamu harus menolongku memutuskan mau diapakan kehamilan ini.”
Dia memukulku lagi, kali ini meninju perutku dan berteriak. “Anak harammu bisa saja anak lelaki lain yang bersenang-senang denganmu.”
Aku merasa sangat hina dan nista. Rasanya ingin sekali berbalik dan pergi, tapi ada kekuatan besar yang membuatku tetap berada di situ, menangis dan mengemis dan memohon kepadanya untuk bertanggung jawab.
Akhirnya dia bertanya, “Apa yang kamu inginkan dariku?”
Aku tersentak dan berkata terbata-bata. “Bagaimana… bagaimana kalau kita menikah saja?”
Dia menjadi semakin murka. “Aku baru enam belas tahun, tahu? Kamu pikir aku bersedia mengorbankan hidupku demi kamu dan anak harammu?” Suaranya serak dan bergetar, “Mengorbankan football? Sekolah? Universitas? Pesta? Kebebasan? Kesenangan? Enak saja! Barangkali kamu sengaja hamil untuk menjebakku.”
Aku terisak. “Tapi…”
“Jangan mimpi, cewek brengsek! Aku tak akan termakan tipu muslihatmu. Bagiku kamu hanyalah seonggok daging putih yang malang, yang berusaha menyeret cowok kaya raya ikut denganmu masuk ke comberan.”
Dia mengangkat tangannya, dan aku mengelak sehingga dia tak bisa memukul perutku lagi.
“Itu urusanmu, brengsek! Kamu yang harus menanganinya sendiri.”
Karena ketakutan sekali dan jiwaku sudah berdarah-darah, aku berlutut memeluk kakinya. “Aku bersedia … melakukan aborsi kalau itu yang kamu mau.”
Dia menarik sebelah tanganku dan menyeretku ke teras. “Tipu saja cowok lain dengan air mata buayamu itu. Cowok yang sudah pernah menikmati dirimu.” Kemudian dia meninggalkan aku dan pergi dengan mobilnya.

Rasanya begitu terhina dan nista. Bagaimana bisa aku pernah memandangnya sebagai makhluk mulia ciptaan Tuhan yang menyemarakkan dunia? Dia tidak lebih dari sekedar binatang keji yang egois, mementingkan diri sendiri, sombong.


Sumber : Anonim. 2005. Annie's Baby. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama