THINK

THINK

15 Juni 2014

Aku "YES", Dia "NO"

“Aku ingin melakukan seks dengannya. Mungkin memang karena aku ingin tahu seperti apa rasanya. Tapi aku benar-benar mencintainya dan hanya ingin melakukannya bersamanya.”

Bisa dipahami bahwa soal seks benar-benar membangkitkan rasa ingin tahu. Kita semua mempunyai dorongan seksual dalam diri kita (sejak kita memasuki masa pubertas), karena kita memang tercipta sebagai makhluk seksual. Dorongan seks itu kadang memang terasa begitu kuat hingga kita merasa kesulitan mengendalikannya.
Tapi, bagaimana jika saat ini kamu belum bisa menyalurkannya dengan hubungan seks karena waktunya belum tepat? Kamu masih bersekolah dan 10 tahun lagi kira-kira baru bisa menikah. 

10 tahun ?? … ohh tidaak… itu begitu lama…

Eits, tunggu! 10 tahun memang begitu lama, kalau 10 tahun itu kamu habiskan setiap detiknya dengan bermesraan bersamanya. Kenyataannya tidak seperti itu kan? Sehari-hari kamu bersekolah, sibuk dengan kegiatanmu, bersama dengan teman-temanmu, bersama dengan keluargamu, meski tentu saja kencan dengan pacarmu ada dalam jadwal. Nah, berarti, tidak 10 tahun full kamu harus mengendalikan hasrat seksual itu kan?
Percayakah kamu, bahwa seorang anak kecil harusnya tidak mendapat permen tiap kali dia minta? Mengapa? Cara itu tidak akan melatih dia tumbuh menjadi seorang yang berkualitas baik, ya kan? Nah, berarti kamu sudah paham bahwa dalam proses tumbuh dewasa, salah satu tugas kita adalah belajar mengendalikan diri. Latihan-latihan mengendalikan diri semacam itu bukanlah sesuatu yang sia-sia, karena hasilnya akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kuat.

Dia belum mau melakukan seks bersamamu, itu sama sekali bukan berarti dia tidak benar-benar mencintaimu atau dia tidak serius menjalin relasi denganmu. Dia menunjukkan rasa senang ketika kamu memegang dan menggandeng tangannya, kan? Jadi percayalah, dia mencintaimu. Dia merasa saat ini bukan saat yang terbaik untuk melakukan seks. Itu saja. Kamu bisa cek langsung dengan bertanya kepadanya apa impiannya tentang seks. Seks yang terbaik, seks yang benar-benar bisa dinikmati adalah seks yang dilakukan dalam keadaan siap atau “YA 100%,” yang tidak terganggu oleh rasa takut, khawatir atau rasa bersalah.
Kalau kamu belum bisa melakukan seks bersamanya saat ini, kalian bisa merajut mimpi bersama. Bukankah itu sebuah hal yang tak kalah romantis? Bayangkan seperti apa seks yang akan kalian lakukan suatu hari nanti, sebuah seks yang sempurna.

Kalian bisa merajut mimpi bersama...
SEKS seperti apa yang kalian impikan?

Lalu, bagaimana mengisi waktu-waktu bersama ini tanpa seks? Kamu bisa menghabiskan waktu dengan jalan-jalan ke tempat-tempat wisata yang indah sambil sibuk mengobrol dan bercanda. Percaya atau tidak, kencan seperti ini akan membekas lebih lama dalam ingatan sebagai sebuah kenangan indah. Sama seperti kenangan bulan madu, sebenarnya yang lebih teringat adalah saat-saat jalan-jalan bersama, bercanda, tertawa bersama, bukan saat seks; sekalipun seks tentu saja menjadi sebuah kenangan juga, tapi kenangan itu jarang terlintas dalam benak. Hehehe…

Kamu sudah pelajari 12 tahap intimacy, kan? Jadi, kalau kamu melakukan aktivitas-aktivitas yang bukan aktivitas seksual fisik, maka yang sedang kamu lakukan adalah membangun dan memperkuat emotional bonding. Emotional bonding inilah yang nantinya menjadi kunci kelanggengan relasi di masa depan, bermanfaat untuk memperkokoh relasimu dengannya.


Menghabiskan waktu bersama dengan aktivitas yang
bukan aktivitas seksual fisik,
berarti kalian sedang membangun EMOTIONAL BONDING


Tidak ada komentar:

Posting Komentar