Ohh..
jadi kamu sudah pelajari semua tentang seks dan tetap setuju melakukan seks
semasa pacaran. OK, sekarang, langkah terakhir, kamu harus pastikan bahwa
dirimu memang siap untuk seks.
- Kamu sudah mengetahui risiko hubungan seks secara fisik (kehamilan, terinfeksi virus, penyakit menular seksual, risiko melakukan seks di usia muda terhadap kesehatan)?
- Kamu sudah mengetahui risiko hubungan seks secara psikologis, dampak terhadap perasaan, maupun dampak terhadap relasi pacaran?
- Kamu sudah sadar bahwa pacarmu saat ini belum tentu akan menjadi kekasihmu selamanya? Sadar bahwa kamu bisa sewaktu-waktu putus dengannya?
- Bayangkan tentang masa depan : kamu dalam keadaan begitu bahagia, bersama dengan orang yang baru saja menyatakan kesediaannya untuk menjadi pendamping hidupmu seumur hidupnya. Kamu ingin memberikan segalanya kepadanya. Ternyata dia adalah seseorang yang bukan pacarmu saat ini. Apakah saat itu kamu akan menyesali hubungan seks yang akan kamu lakukan sekarang ini?
- Kamu yakin akan melakukan hubungan seks ini seindah-indahnya seperti yang ada dalam mimpimu? Kamu yakin sudah mengkondisikan situasi, tempat, sesempurna mungkin sesuai dengan impianmu?
- Kamu yakin bahwa ini adalah keinginanmu, bukan keinginan pacar, ataupun bukan keinginanmu untuk menyenangkan pacar, melainkan benar-benar keinginanmu untuk membahagiakan dirimu sendiri?
- Kamu yakin bahwa untuk waktu yang panjang kamu akan merasa bahagia karena telah melakukan seks ini? Kamu akan bahagia, tidak hanya saat ini, hari ini, besok pagi, minggu depan, bulan depan, tahun depan, 5 tahun ke depan, 10 tahun ke depan?
- Kamu sudah memikirkan apa rencanamu apabila seks yang kamu lakukan membawa seorang bayi tercipta ke dunia? Kehamilan adalah risiko seks, dan kontrasepsi tidak bisa melawan risiko itu 100%.
- Kamu sungguh-sungguh rela melakukan seks dengan seorang kekasih yang belum jelas komitmennya terhadapmu?
- (Bila kamu masih virgin) Kamu sadar bahwa virginitas dilepas dalam satu kesempatan? Bahwa kamu hanya punya kesempatan satu kali untuk memberikan virginitasmu? Bahwa hanya satu orang saja yang akan menerima ‘hadiah’ virginitasmu itu?
- Kamu yakin sudah membaca 10 pertanyaan di atas baik-baik dan menjawab tanpa terburu-buru?
Bila
kamu sudah memberikan tanda centang pada semua poin di atas, maka berarti kamu
memang sudah siap, sudah siap melakukan hubungan seks dan sudah siap menerima
semua risikonya atas hidupmu.
Selanjutnya,
check list di atas harus diisi oleh
pacarmu.
Bagaimana hasilnya? Semua OK? Baik, kalau kamu maupun pacarmu sudah memenuhi semua tanda centang dalam poin-poin
checklist di atas, maka akhirnya kalian harus melakukan hubungan seks
itu dengan bijaksana dan SMART.
Seks
selalu mengandung risiko : Hamil
Jadi,
kalau kamu tidak ingin hamil/menghamili, pastikan kamu menggunakan kontrasepsi, every single time! Untuk hamil, tidak diperlukan beberapa kali seks. Untuk hamil hanya diperlukan satu kali seks saja. Ingat, sel sperma yang dibutuhkan hanya satu, jadi tidak perlu menabung sperma untuk bisa hamil.
Pelajari
tentang kontrasepsi dengan baik. Selalu siap dan berjaga-jaga adalah tindakan
yang lebih terpuji dan terhormat daripada kamu membawa seorang bayi lahir ke
dunia tanpa dikehendaki.
Tapi,
ingat, kontrasepsi apapun selalu mempunyai risiko hamil. Jadi, kalau kamu
berhubungan seks, sadarilah bahwa selalu ada risiko hamil.
(Lihat persentase kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi).
Seks tanpa kontrasepsi =
MERENCANAKAN KEHAMILAN
|
Seks mengandung risiko : terinfeksi penyakit menular seksual
Alat kontrasepsi lain selain kondom, tidak
memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual. Jadi, menggunakan kondom adalah sebuah kewajiban.
Girls, be extra
SMART!
Kehamilan,
adalah risiko hubungan seks yang paling harus dipertimbangkan olehmu sebagai cewek. Sebagai cewek,
kamu harus menyadari benar bahwa porsi yang akan kamu tanggung selalu lebih
besar daripada pacarmu.
Ayo,
kita lihat dan bandingkan apa yang terjadi pada cewek yang hamil, dan cowok
yang menghamilinya.
Cewek
hamil
|
Cowok
menghamili
|
·
Putus sekolah
·
Aborsi
·
Menikah
·
Pindah keluar kota
·
Single parent
|
?
|
Reaksi
cowok ketika ceweknya hamil
Statistik
menunjukkan bahwa 80% teen mother
tidak menikah dengan ayah dari bayi mereka. Dengan kata lain, 8 dari 10 cowok
yang menghamili ceweknya tidak menikahi ceweknya yang hamil tersebut, atau 8
dari 10 cowok TIDAK BERTANGGUNG JAWAB.
Bagaimana
dengan pasangan yang akhirnya menikah?
Hidup
dalam sebuah ikatan perkawinan itu tidak mudah, sangat butuh penyesuaian,
terutama di awal. Kalau kamu menikah, lalu dalam 3 bulan langsung hadir seorang
anak, tentu saja waktu yang kamu punya untuk penyesuaian suami-istri jadi lebih
singkat. Itulah sebabnya mengapa berdasarkan data penelitian, relasi
suami-istri yang menikah karena kehamilan takterencana kurang bahagia dan lebih
banyak diwarnai konflik dibandingkan relasi suami-istri yang tidak mengalami
kehamilan takterencana. Angka perceraian lebih tinggi pada pasangan yang
mengalami kehamilan pranikah daripada pasangan yang hamil paska nikah.
Beban
terberat selalu di pihak cewek
Cewek
bukan hanya jadi pihak yang selalu menanggung risiko terberat (hamil,
melahirkan, merawat anak), tapi juga adalah pihak yang cenderung disalahkan. Disalahkan
dengan alasan pakai pakaian yang ‘mengundang’, dsb.
Kalau
cewek hamil dan akhirnya menikah dengan cowok yang menghamilinya : kalau cowok
itu adalah seorang yang kaya, cakep, populer, apa kata orang? Orang dengan
sinis berkata, “Cewek itu menjebak si cowok.” Tidak adil, kan?
Jadi, kamu sebagai cewek harus lebih ekstra hati-hati. Jangan sampai kamu terjerumus menjadi korban.
Ingat, dia belum punya
komitmen itu.
BELUM. BELUM. BELUM .
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar