THINK

THINK

15 Juni 2014

Aku Sudah Melakukan Kesalahan Itu

“Sayang sekali, semuanya sudah terlambat.”

Kalau kamu sudah pernah melakukan seks, dan merasa bahwa itu adalah pengalaman buruk, aku hanya ingin kamu ingat satu pesan ini :
Kamu punya dua pilihan :
  • membiarkan masa lalumu menuntun hidupmu, mengendalikan hidupmu dan menghancurkan hidupmu, atau
  • bangkit, membuka lembaran baru dan menjalani hidup sesuai apa yang kamu inginkan dan harapkan

Bukankah orang yang sudah pernah mengalami sendiri belajar lebih baik daripada orang yang belum pernah mengalaminya? Karena sudah mengalami sendiri, kamu paham benar bagaimana seks membawa efek buruk (jika tidak dilakukan dengan tepat), jadi, semestinya kamu punya alasan lebih kuat untuk menolak seks (yang tidak tepat).

Hidup kita tidak sempurna.
Kita semua melakukan kesalahan.

“Kita semua melakukan kesalahan. ”
“Kita pasti pernah berbuat salah.”

Tapi bagaimana jika kesalahanku terkait dengan kehidupan seksualitasku?

Semua orang pernah melakukan kesalahan, akan tetapi, mengapa kesalahan yang terkait dengan seksualitas, biasanya lebih mengakibatkan perasaan bersalah, lebih besar dampaknya dalam hidup, selain juga lebih disorot oleh orang lain? Alasannya kira-kira sebagai berikut :
  • Seks adalah hal yang sangat pribadi, yang mempunyai dampak emosional lebih besar daripada sekedar dampak fisik.
  • Seks masih sering dipandang sebagai sesuatu yang kotor, penuh dosa. Ini adalah pandangan sebagian besar orang. Kita perlu memaklumi hal ini, ada latar belakang mengapa orang-orang (atau bahkan diri kita sendiri) secara tidak sadar memandang seks sebagai sesuatu yang kotor. Antara lain adalah karena kita mengalami bagaimana orangtua kita menganggap tabu seks dalam pembicaraan, orangtua memarahi anak saat melihat anak melakukan masturbasi. Dengan kata lain, pandangan tentang seks sebagai sesuatu yang kotor dan tabu telah dibawa dari generasi masa lalu turun-temurun. 

Seberapa rasa bersalah itu?

Ilustrasi :
·         Kamu kehilangan HP karena seorang pencopet merobek tasmu dan mengambil HPmu.
·         Kamu kehilangan HP karena waktu makan di restoran, kamu meninggalkannya di meja.
Mana situasi yang buat kamu lebih menyesal? Mengapa?

Kalau peran aktifmu dalam sebuah kesalahan besar, maka rasa bersalahmu juga lebih besar. Kalau ada yang salah dalam kehidupan seksualitasmu, dan hal itu karena faktor orang lain, paksaan orang lain, kejahatan orang lain, semestinya kamu tidak terlalu menyalahkan dirimu. Tapi kalau kesalahan dalam kehidupan seksualitasmu disebabkan karena peran aktifmu, berarti kamu perlu berusaha lebih keras untuk bisa memaafkan dirimu sendiri.

Mengikis rasa bersalah

Percaya atau tidak, “Segalanya terjadi untuk alasan tertentu,” walau kamu tidak dapat melihatnya saat ini.

Yang penting bukanlah kesalahan-kesalahan apa yang kamu lakukan, melainkan apa yang kamu perbuat untuk mengatasinya.
(Shannon Miller)

“Nasi sudah menjadi bubur”. Tapi… bubur bisa dibuat menjadi bubur ayam yang enak, bahkan lebih enak daripada nasi rames, nasi goreng.


"Aku sudah tidak virgin lagi, jadi …"

Jadi ..
hidupku pasti kacau balau selamanya?
aku tak akan pernah mempunyai pernikahan yang bahagia?


Alasan mengapa kamu tak layak selamanya menyesal : Kamu masih sangat MUDA

Kesalahan yang kamu lakukan pada usia sekarang ini dan sebelumnya, sebenarnya bisa ditolerir, karena saat kamu dewasa nanti, kamu akan menganggap usia remaja ini adalah usia yang sangat muda (masih anak-anak), dan saat-saat remaja adalah sebuah masa yang penuh dengan kesalahan. Seandainya, dalam masa antara usiamu sekarang sampai usia kamu menikah nanti (mungkin sekitar 7 tahun ke depan), kamu menjaga dirimu sedemikian rupa sehingga tidak melakukan kesalahan yang sama, maka kesalahanmu yang sudah-sudah menjadi seolah-olah kabur, tidak layak diperhitungkan. Kamu akan merasa bangga lagi pada dirimu, merasa percaya diri. Dan calon pasanganmu nanti, kalau tahu bahwa kesalahan-kesalahanmu hanya terjadi pada waktu usiamu masih sangat muda, pasti akan jauh lebih memaklumi.


Tidak virgin … risiko perceraian?

"Tapi, katanya, kalau sudah tidak perawan, nanti saat menikah lebih rentan terhadap risiko perceraian?"
Kita perlu memahami sebuah penelitian secara menyeluruh. Sekalipun data berkata, misalnya : “Pasangan yang saat menikah sudah tidak perawan lebih berisiko untuk bercerai,” itu tidak berarti kalau kamu sudah tidak perawan, kamu akan bercerai. Ada variabel-variabel di tengah yang memerantarai atau membuat kondisinya jadi demikian.


Kondisi tidak virgin    --------à   perceraian
                               f1 f2 f3

Variabel tengah (perantara) : 1. faktor ..    2. ….    3.  …


Variabel di tengah itu, misalnya berupa :
·         Ketidakstabilan emosi
·         Perasaan tidak aman (rendah diri, sehingga mudah curiga, mudah cemburu)

Jadi, yang terjadi sebenarnya, bukannya kondisi tidak perawan itulah yang menyebabkan perceraian, tapi sifat dan kondisi psikologis orang yang bersangkutan. Dan, kalau begitu, seandainya faktor yang di tengah ini diusahakan untuk diubah, dimodifikasi, maka perceraian pun tidak terjadi.


Kehidupan seksualku di masa depan, ada di tanganku.
Aku punya kesempatan memiliki kehidupan seksual yang bahagia
di masa depan.

Seperti apapun kehidupan seksualitasmu di masa lalu,

Saat ini, detik ini, kamu, siapapun dirimu, punya kesempatan untuk memiliki kehidupan seksualitas yang bahagia.

Sekalipun hidup seksualitas kita di masa lalu tidak sempurna, kita pernah melakukan kesalahan, atau orang lain yang melakukan kesalahan pada hidup kita, satu hal yang perlu diingat, kehidupan seksualitas kita selanjutnya ada di tangan kita, tergantung diri kita sendiri. Apakah kita mau membiarkan masa lalu mempengaruhi masa depan kita selamanya, atau apakah kita mau bangkit dan mengusahakan kehidupan seksualitas yang lebih membahagiakan di masa depan? Ada orang yang sekali tercebur dalam kubangan lebih suka terus berada di dalam kubangan, tapi ada juga orang yang sesudah tercebur  kemudian memilih untuk keluar dari kubangan.
Bila kamu merasa ada satu hal, satu kesalahan, satu kejadian, yang tampaknya terus menghantui kehidupanmu, mungkin kamu bisa bicara pada seorang konselor untuk membantu kamu bangkit dari perasaan-perasaan negatifmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar